Rabu, 05 April 2017

Persiapan yang perlu diperhatikan untuk menulis Karya Ilmiah

Persiapan yang perlu diperhatikan untuk menulis Karya Ilmiah


Bagi kalangan di pendidikan tinggi menulis Karya Ilmiah bisa dikatakan cukup susah. Sebenarnya, apabila kita mengetahui persiapan untuk menulis karya ilmiah akan membantu kita dalam penulisannya karya ilmiah tersebut.

Terdapat 3 hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan menulis Karya Ilmiah yaitu pertama pemilihan topik atau masalah, kedua penentuan judul, ketiga pembuatan kerangka karya (outline). Berikut ini penjabarannya

1.    Pemilihan topik atau masalah

Topik merupakan pokok pembicaraan atau masalah. Sebaiknya carilah topik yang sangat menarik perhatian oleh anda dan sangat diketahui oleh anda sendiri dari pada membuat topik yang tidak anda tahu dan sama sekali tidak menarik.

Arifin dalam Dwikola dan Riana (2012:8) menyampaikan hal-hal berikut yang patut dipertimbangkan dengan saksama untuk pemilihan topik
a.       Topik yang dipilih harus berada disekitar kita, baik disekitar pengalaman kita maupun di sekitar pengetahuan kita.
b.      Topk yang dipilih harus topik yang paling menarik perhatian kita
c.       Topik yang dipilih terpusat pada suatu segi lingkup yang sempit dan terbatas
d.      Topik yang dipilih harus kita ketahui prinsip-prinsip ilmiahnya walaupun serba sedikit.
e.       Topik yang dilihi harus memiliki sumber acuan, memiliki bahan kepustakaan yang dapat memberikan informasi tentang pokok masalah yang hendak ditulis. Sumber kepustakaan dapat berupa buku, majalah, jurnal, surat kabar, brosur, surat keputusan, situs web, atau undang undang

2.      Penentuan Judul dan Pembatasan Topik

Apabila topik sudah ditentukan hal yang perlu dilakukan adalah dengan pembatasan topik. Dengan kita melakukan pembatasan topik sama saja dengan langkah-langkah dalam penentuan judul, perbedaannya terdapat pada pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah.
Sedangkan penentuan judul dapat dilakukan sebelum atau sesudah penulisan karya ilmiah. Penentuan judul untuk karya ilmiah dapat juga ditempuh dengan melontarkan pertanyaan – pertanyaan masalah apa, mengapa, bagimana, dimana dan kapan.

3.   Pembuatan Kerangka Karya

Kerangka karya atau outline merupakan sebuah proses penggolongan dan penataan berbagai fakta yang biasanya berbeda-beda sifat dan jenisnya menjadi satu kesatuan yang berkaitan.
Penulisan karya ilmiah harus menentukan judul bab dan judul subbab terlebih dahulu sebelum menentukan kerangka karya. Judul bab dan judul subbab merupakan pecahan masalah dari judul karya ilmiah.
Apabila kita sudah merasa yakin bahwa masalah tersebut sudah dipecah manjadi bab, subbab, kini penyusun karya ilmiah sudah dapat menuliskan kerangka karya ilmiahnya. Ragangan ini yang akan menjadi patokan bekerja, sehingga tidak tumpang tindih dalam penganalisanya.

4.      Pengumpulan Data

langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan mencari informasi dari kepustakaan mengenai hal-hal yang terdapat relevensinya dengan judul tulisan. langkah lainnya juga dapat mencari informasi dengan terjun ke lapangan secara langsung.  
Data di lapangan dapat dikumpulkan dengan cara observasi, wawancara, atau eksperimen. tetapi satu hal yang perlu dilakukan sebelum terjun kelapangan adalah dengan meminta surat izin penelitian terlebih dahulu kepada pemerintah atau Instansi.

5.      Pengorganisasian dan Pengonsepan

Apabila data yang sudah terkumpul, tahap selanjutnya adalah dengan menyeleksi data tersebut. kemudian menggolongkan data tersebut sesuai dengan sifat dan bentuknya. serta anda dapat menentukan data mana yang akan dibahas selanjutnya.

6.      Pengetikan dan Penyajian

Dalam pengetikan dan penyajiannya anda dituntut untuk memperhatikan secara teliti segi kerapiannnya. Anda harus memperhatikan bagian cover, halaman judul, daftar isi, dan daftar pustaka.

Itulah beberapa poin penting perihal persiapan yang perlu diperhatikan untuk menulis Karya Ilmiah. Sekian, semoga bermanfaat.

Referensi
Dwiloka, Bambang dan Riana Rati, 2012, Teknik Menulis Karya Ilmiah, Jakarta : Rineka Cipta

Jumat, 13 Januari 2017

BUDI: Meningkatkan Kualifikasi Akademik Anda sebagai Dosen

BUDI: Meningkatkan Kualifikasi Akademik Anda sebagai Dosen


Melalui BUDI, pemerintah berupaya meningkatkan kualifikasi dosen.


Sebagaimana BPP, program BUDI memberikan pilihan untuk menempuh program pascasarjana dalam negeri dan magister baik di dalam maupun di luar negeri Khusus untuk progam dalam negeri memberikan pilihan studi lanjut pada jenjang magister dan doktor, sementara untuk program luar negeri hanya memberikan beasiswa untuk melanjutkan studi pada jenjang doktor (S3). 

Dosen yang menyandang gelar doktor baru mencapai 30.263 atau 13 persen. Semanatara, jumlah tenaga pendidik yang masih menyandang gelar S-1 masih tergolong relatif besar, yaitu 46.479 dosen atau 20 persen dari kelompok sarjana (Puspawarna Pendidikan Tinggi Indonesia 2011-2015). 

Meskipun jumlah tersebut belum memenuhi kualifikasi dan kompetensi dalam pembelajaran perguruan tinggi. Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah masih memberikan tolerandi dan melakukan upaya proaktif dengan skema pemberian beasiswa bagi dosen untuk menempuh program magister.

Sebagaimana amanat UU RI No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang mensyaratkan kualifikasi akademik minimum bagi dosen adalah lulusan program magister untuk program pendidikan diploma dan sarjana, serta lulusan program doktor untuk program pendidikan pascasarjana. 

Selain itu, berdasarkan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDIKTI) 2015, mayoritas dosen berpendidikan S-2 berjumlah mencapai 159.820 orang atau sekitar 67 persen dari kelompok sarjana. 

Saat ini Kemenristekdikti melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Imu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ditjen SDID) telah mengganti skema program BPP-DN dan BPP-LN dengan Beasiswa Unggulan Dosen Indonesia (BUDI). Dimana program ini tidak lagi bergantung  pada APBN, melainkan sinergi bersama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kemenkeu dengan Kemenritekdikti. 

Lebih lanjut, berdasarkan data PDDIKTI 2015, jumlah profesor di PTS dan PTN baru mencapai 4.818 atau hanya 2 persen dari total populasi dosen. Berbagai program beasiswa diberikan pemerintah khusus kepada dosen, baik beasiswa dalam negeri maupun luar negeri sebagai upaya untuk meningkatkan kualifikasi akademik dosen. 

Jika sebelumnya pemerintah melalui Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Luar Negeri (BPP-LN) dan BPP Dalam Negeri (BPP-DN) menggunaan pendanaan dari APBN memberikan pendanaan pendidikan untuk para dosen terbaik PTN dan PTS. 


Hal ini sebagaimana yang terdapat dalam Buku Panduan Beasiswa Unggulan Dosen Indonesia Luar Negeri 2016, dimana dijelaskan bahwa BUDI –LN Kemenristekdikti – LPDP diperuntukkan bagi dosen tetap yang memiliki NIDN dan/atau NIDK pada Perguruan Tinggi di lingkungan Kemenristekdikti yang akan meraih gelar S3.

Baca juga: Cara Membuat PPT yang Komunikatif dan Atraktif

Sama dengan beasiswa dalam negeri, untuk jenjang S3 beasiswa luar negeri memberikan rentang waktu studi selama 36 bulan dan dapat diperpanjang maksimal 2 (dua) semester. Sebagaimana tujuan awal program ini untuk meningkatkan kualifikasi akademik dosen, sehingga program ini diperuntukkan bagi dosen di lingkungan Kemenristekdikti. 

Jangka waktu studi yang dibiayai untuk menempuh program pendidikan S3 adalah maksimum 48 bulan yang dipecah menjadi dua bagian, yaitu 36 bulan dibiayai langsung, dan dapat diperpanjang dua kali 6 (enam) bulan bagi yang memenuhi semua persyaratan, sedangkan untuk program pendidikan S2 maksimum 24 bulan untuk program dalam negeri.

Khusus untuk penerima beasiswa dalam negeri berkewajiban untuk melakukan pemutakhiran perkembangan studinya secara periodik ke laman ini. Untuk beasiswa luar negeri pelamar harus melampirkan unconditional LoA (Letter of Acceptance) dari perguruan tinggi yang dituju serta melampirkan salinan kemampuan berbahasa inggris sesuai yang disyaratkan.

Cara pendaftaran program BUDI dengan mendaftar ke laman ini secara online serta melamar ke perguruan tinggi tujuan tempat studi yang dinginkan. Dimana untuk Daftar Perguruan Tinggi dan Program Studi yang dilingkup dalam program ini baik di dalam maupun di luar negeri telah ditentukan oleh Kemenristekdikti sebagaimana terlampir dalam Pedoman Beasiswa Unggulan Dosen Indonesia yang dapat Anda download di sini

Dosen yang dapat melamar program ini dapat berasal dari PTS maupun PTN yang telah memiliki NIDN atau NIDK dengan batas usia 45 tahun untuk S2 dan 50 tahun untuk S3 terhitung per 31 Desember tahun berjalan. Dimana untuk program BUDI –DN persyaratan IPK tidak diberlakukan, meskipun PPs Penyelenggara pada umumnya tetap memiliki persyaratan IPK pada saat proses penerimaan mahasiswa baru.  Semoga Berhasil.

perguruan tinggi Indonesia

Referensi:


Cara Membuat PPT yang Komunikatif dan Atraktif


Cara membuat PPT, menguasai Presentasi PowerPoint, PPT membantu Anda saat mengajar di kelas. Ini cara membuat PPT.

Catatan Penting Cara Membuat PPT

Itulah kelima cara membuat PPT yang sering digunakan untuk berbagai bentuk presentasi. Adapun beberapa catatan penting berkenaan pembuatan PPT. Pertama, perihal cara mendelete slide yang telah dibuat. Caranya, dapat dilakukan dengan menempatkan kursor pada slide yang berada di sisi kiri, kemudian tekat delete di keyboard.
Kedua, cara mengatur slide satu dengan slide dua, dapat dilakukan dengan cara drag and drop. Ketiga, cara melihat hasil kreativitas membuat PPT, dapat dipreview. Lokasi privew terletak di sisi sisi kiri, pojok atas. Sedangkan untuk melihat hasil PPT dalam bentuk full screen (keseluruhan) dapat dilihat dengan klik slide show yang berada di pojok bawah kanan. Seperti gambar berikut.

|dosen Indonesia|

Cepat Menguasai PPT

Pertama, setelah menghidupkan komputer, kita langsung bisa buka Microsoft PowerPoint di Microsoft office. Di tahap inilah kita bisa sudah masuk di lembar kerja. Untuk memulai pengerjaan, kita bisa langsung pilih theme pada design, pilih salah theme yang kita sukai. Kita juga bisa mengubah warna, ukuran dan effects.
Cara membuat PPT yang kedua, kita bisa langsung mengetik poin-poin yang ingin disampaikan. Di lembar kerta PPT, kita bisa mengganti click to add title dengan judul materi yang ingin disampaikan. Di bawahnya, terdapat kolom click to add subtitle, kita isi dengan deskripsi atau poin yang ingin kita jelaskan.
Tiga, menambahkan slide baru dibawahnya. Menambah slide dapat menekan menu home, klik new slide, kemudian bisa pilih layout sesuai selera. Cara cepat menambah slide, dapat dilakukan dengan menempatkan kursor di slide yang terlihat disamping kanan, kemudian klik enter. Maka, otomatis akan muncul slide baru.
Empat, cara membuat PPT yang lebih menarik secara tampilan, bisa menambahkan animasi tiap slide. Caranya, tempatkan slide yang diinginkan, kemudian di menu atas, pilih ‘animation’, pilih ditampilan yang kita inginkan.

Baca juga: Ikuti 3 Cara Ini Agar Anda Sadar Pentingnya Menulis Buku
 
Lima, di langkah nomor 4 kita dapat menambahkan suara (di no sound) dan mengatur kecepatan animasi di kolom fast. Keuntungan PPT sebagai media presentasi yang atraktif, cara membuat PPT agar atraktif dapat di atur di ‘add effect’. Berfungsi memodifikasi poin presentasi tampil dengan gerakan melayang, berkedip dan masih banyak pilihan lain. add effect berada di sisi kanan, di bawah menu, seperti gambar berikut.


Tips Cara Membuat PPT yang Baik 


Powerpoin dikemas lebih singkat, padat jelas, atraktif dan tidak membosankan. Adapun manfaat dari keringkasan dari PPT. Di antarannya, pembaca fokus ke presenter, bukan fokus ke layar yang menjelaskan secara detail lewat tulisan. Sedangkan PPT yang disampaikan sesuai dengan pointer-pointer, yang cukup dilihat hanya sekilas oleh penonton jauh lebih efektif mengajak penonton untuk memperhatikan presenter ketika menjelaskan poin yang ada di PPT.

Tidak semua orang tahu PPT yang baik itu seperti apa. Sebagian orang, ada yang menyajikan data dalam bentuk PowerPoint ditulis secara detail di bagian kolom click to add text, seperti menulis di Ms. Word. Bukan berarti cara itu sepenuhnya salah. Sebagian orang beranggapan fungsi dari PPT adalah membantu presenter mengingatkan pesan yang hendak dijelaskan. Dengan kata lain, penjelasan yang panjang lebar cukup disampaikan oleh presenter ketika presentasi di depan. Sehingga, ketika presentasi ke depan, yang terlihat di layar hanya poin inti. (els)